Pelanggan cerewet tidak selalu buruk. Di sinilah keprofesionalan dan kesabaran Anda dibutuhkan. Selama cerewetnya masih dalam batas manusiawi dan tidak menyerang pribadi Anda maka maka hadapi dengan senyuman haha. Karena klien atau pelanggan cerewet seringkali malah menjadi customer setia jika Anda mampu memberikan kepuasan atas layanan atau produk yang mereka butuhkan.
Cara Menghadapi Klien Yang Cerewet Secara Efektif
Seorang marketer yang sudah berpengalaman menghadapi berbagai macam tipe orang akan segera tahu tipe klien seperti apa yang sedang dia hadapi. Go with your insting..! Deteksi awal ini sangat penting untuk menentukan cara menghadapi klien cerewet ke tahap yang lebih jauh. Oleh karena itu melatih insting dengan cara sering berkomunikasi dengan orang akan sangat membantu mendeteksi dini macam-macam tipe pelanggan. Berikut ini 3 tipe pelanggan cerewet dan cara mengatasinya :
1. Klien Cerewet Tapi Asik dan Bersahabat
Klien seperti ini amat sangat banyak saya temui. Mereka menanyakan berbagai hal sedetail-detailnya hingga saya merasa seperti sedang diwawancari wartawan. Akan tetapi karena cara bertanyanya bersahabat dan asik saya selalu menjawabnya dengan santun dan disela bercanda.
Seperti waktu lalu ada klien sebuah project, semua ditanyankan mulai dari A sampai Z dia tanyakan bahkan yang menurut kebanyakan orang termasuk lebay. But it's okay selama orangnya friendly. Sempat juga saya kesal hingga berfikir untuk nyerah saja sama ini orang. Ga dapat order dari dia ga masalah haha... Dan saya membalikkan pertanyaan kepada si klien.
"Mosok hal seperti ini aja ditanyakan mas? Selama 8 tahun saya ngadepin orang baru kali ini lho nemu orang nanya sampe kayak gini..."Tapi jawaban tak terduga yang saya dapatkan, si masnya menertawakan saya dan akhirnya langsung sign kontrak.
2. Klien Cerewet dan Bossy
Menghadapi klien cerewet yang bossy pertama kali yang perlu Anda tegaskan adalah, Anda punya standart kerja dan standart kualitas serta harga sendiri. Pelanggan tipe ini seringkali mau mengatur semuanya menurut kemauan dia. Mungkin karena merasa telah membayar untuk service atau produk yang dia mau.
Jelaskan dengan tegas bahwa produk Anda memiliki standart layanan yang sudah ditetapkan. Jika mau ada tambahan ini itu alias custom berarti akan dikenakan charge tambahan. Jika klien menyetujui silahkan dilanjut, tapi jika klien menolak lebih baik tinggalkan. Jika dilanjutkan hanya akan membuat kepala Anda pening. Anda juga harus menetapkan batasan kapan harus maju dan kapan harus mundur saat negosiasi.
3. Klien Cerewet, Bossy, Arogan Tapi Pelit
Pelanggan jenis ini sangat jarang ditemui, amat langka. Tapi pasti Ada. Yang perlu Anda lakukan saat ketemu spesies ini adalah mencatat namanya dalam arsip klien yang diblacklist, jangan pernah berurusan dengan pelanggan model ini. Walaupun perkiraan keuntungan materi yang akan Anda dapatkan besar. Tapi percayalah kerja tidak akan maksimal ketika Anda tidak dihargai. Dan kemungkinan yang lebih berat ketika project sudah berjalan mereka akan terus mengkritik atau minta tambahan di luar kesepakatan tapi tidak mau charge tambahan. Hal seperti ini hanya akan membuat Anda frustrasi, jengkel tapi harus menyelesaikan pekerjaan.
Selama bertahun-tahun saya pernah sekali mengembalikan uang DP dan mengusir klien dari kantor. Karena sang klien mengumpat kepada office boy di kantor saya. Mengumpatnya memang lirih, tapi kebetulan saya mendengar. Saat itu juga saya putuskan untuk membatalkan order dengan customer tersebut. Tim kerja bagi saya adalah keluarga, jika dia benar tapi disakiti maka saya pun merasa sakit. Belum apa-apa saja sudah memaki. Benar juga, ketika saya batalkan order ibu tersebut, dia langsung mencak-mencak dengan berbagai kata-kata kotor tidak manusiawi. Padahal di kantor sedang banyak klien lain.
Apa kata klien lain terhadap sikap saya tersebut? Mereka malah mendukung dan mengacungi jempol hehe. Kita manusia dan harus memanusiakan manusia.